Analisis Komposisi Fotografi Pada Foto Feeds Instagram Kopi Janji Jiwa
Abstrak
Dalam era serba digital ini, banyak pembaharuan di segala
bidang salah satunya bidang pemasaran. Zaman dulu media pemasaran digital hanya
ada pada TV dan Radio yang tentu saja memiliki metode yang rumit. Namun kini
media digital berkembang pesat contohnya seperti Media sosial dan E-commerce. Kini mempromosikan sebuah
produk menjadi lebih mudah dan murah. Namun hal ini juga berakibat banyak
munculnya kompetitor yang menggunakan media digital yang sama untuk pemasaran.
Oleh karena itu perusahaan di tuntut harus kreatif dan memiliki ciri khas
tersendiri untuk memaksimalkan pemasaran digital. Karena itu saya akan
menganalisis tentang bagaimana merek Janji Jiwa memasarkan produknya di media
sosial. Dengan metode penelitian deskriptif kualitatif menjabarkan bagaimana
komposisi foto feeds Janji Jiwa yang
melibatkan unsur-unsur estetika seperti wujud,bentuk,pola,tekstur,warna,dan
kontras.
Pendahuluan
Saat ini kita sudah memasuki kedalam era serba digital. Dalam
era digital, bidang pemasaran mengalami pembaharuan dalam memasarkan produknya.
Pada zaman dulu media digital pemasaran hanya lah TV dan Radio, itupun untuk
mengiklankan di TV dan Radio membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Namun pada
zaman sekarang di era serba digital semua hal menjadi lebih mudah dan praktis termasuk
dalam segi pemasaran digital atau digital marketing. Kini sudah tersedia banyak
media digital sebagai sarana memasarkan produk dengan jangkauan yang luas.
Seperti media sosial Instagram,Tiktok,Facebook,dan Twitter (X). Salah satu
perusahaan yang menggunakan media digital sebagai pemasaran atau marketing
adalah Kopi Janji Jiwa. Kopi Janji Jiwa adalah salah satu brand dari induk
perusahaan JIWA Group, JIWA Group sendiri memiliki beberapa brand lain yaitu
Jiwa Tea, Burger Geber, Kopi Sejuta Jiwa, Dan Janji Jiwa. Kopi Janji Jiwa
didirikan pada tanggal 15 Mei 2018 di Jakarta. Pada awal berdiri, Kopi Janji
Jiwa hanya menjual minuman berbahan dasar kopi, tetapi kini kedai Kopi Janji
Jiwa tidak hanya menjual minuman berbahan dasar kopi tapi juga menyediakan
makanan seperti toast, bakmi, nasi, dan cemilan seperti singkong goreng, pisang
goreng, hingga es krim. Kopi Janji Jiwa menggunakan media digital seperti media
sosial dalam strategi pemasarannya, Kopi Janji Jiwa menggunakan media sosial seperti
Instagram,Tiktok,Twitter,dan Facebook sebagai media pemasaran. Sehubungan
dengan itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap komposisi
foto yang terdapat di salah satu akun media sosial Janji Jiwa di Instagram.
Tujuan analisis ini untuk mengetahui bagaimana Janji Jiwa dalam melakukan
pemasaran digital, mengidentitaskan merek, mengkomunikasikan nilai-nilai pada
merek, dan mencapai efektivitas maksimal dalam pemasaran digital.
Metode Penelitian
Metode penelitian memiliki signifikansi yang besar dalam penelitian karena terkait dengan proses pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Koentjaraningrat (1993: 89), penelitian kualitatif adalah desain penelitian yang memiliki tiga format. Ketiga format tersebut meliputi penelitian deskriptif, verifikasi dan format Grounded research. Metode deskriptif kualitatif digunakan di dalam penelitian ini karena metode lebih sesuai untuk mengeksplorasi tema, makna dan konsep fotografi dari Janji Jiwa. Penelitian ini menggunakan data-data yang di observasi dari akun media sosial Instagram Janji Jiwa lalu dianalisis komposisi di setiap fotonya. Dasar pemilihan feeds Instagram Janji Jiwa karena untuk memahami bagaimana Janji Jiwa mempromosikan mereknya dengan membangun citra menggunakan estetika visual yang berkelanjutan sehingga menjadi ciri khas tersendiri yang melekat dari sekian banyak competitor lainnya.
Landasan Teori
* Teori Fotografi
Fotografi menurut para ahli adalah: Sudarma (2014:2) memberikan pengertian bahwa media foto adalah salah satu media komunikasi, yakni media yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan/ide kepada orang lain. Media foto atau istilahkan dengan fotografi merupakan sebuah media yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan suatu momen atau peristiwa penting. Fotografi adalah seni dan praktik menggunakan cahaya untuk membuat gambar yang direkam. Proses ini menggunakan perangkat optik, seperti kamera, untuk menangkap dan merekam gambar pada media berupa film fotografik dan sensor elektronik kamera digital. Fotografi memiliki asal-usul dari bahasa Yunani, dimana “photos” berarti cahaya dan “graphein” merujuk pada tulisan atau gambar. Dengan demikian, fotografi dapat diinterpretasikan secara harfiah sebagai “menulis dengan cahaya”. Tanpa adanya cahaya, karya fotografi tidak akan dapat terbentuk. Keberadaan cahaya, sekecil apapun, dalam proses pembuatan karya fotografi pasti dapat menghasilkan karya fotografi. (Gunawan, A. P., 2013). Selain itu, Fotografi merupakan karya dua dimensi yang ditangkap dari objek tiga dimensi yang memiliki kedalaman (Izzati, H., & Kurniawan, H., 2023). Fotografi pada dasarnya adalah bentuk komunikasi. Dalam fotografi, komunikasi merujuk pada interaksi antara fotografer, sebagai dokumenter peristiwa, dan penikmat karya, dimana peristiwa tersebut disampaikan kepada publik melalui media foto (Arbi, F., & Dewi, S. I., 2019). Dalam proses ini, fotografer tidak hanya merekam peristiwa, tetapi juga menafsirkan dan memberikan makna pada peristiwa tersebut melalui pilihan teknis dan estetika.
* Elemen Fotografi
memotret bukan hanya sekedar memadukan objek-objek yang ada
dalam satu gambar. Seorang fotografer harus mampu menentukan point of
view (titik pandang) dengan jelas. Sehingga pesan yang ada dalam foto,
tersampaikan dengan baik ke orang lain. Menarik tidaknya satu foto sangat
tergantung dari cara pandang dan selera masing-masing orang. Karenanya,
fotografer harus menempatkan diri sebagai orang lain dengan melihat dari
berbagai perspektif yang ada. Secara harfiah dalam memotret kita harus
menggunakan sudut pandang orang lain, bukan semata-mata apa yang kita lihat,
tetapi harus memahami sudut pengalaman estetika orang lain ( Tarmizy Harva,
2018).
Fotografi mengandung banyak unsur mendasar yang berperan
penting dalam menciptakan gambar yang menarik dan bermakna. Salah satu aspek
paling mendasar adalah cahaya, Keberadaan cahaya sangat penting dalam
pengambilan foto karena memberikan pengaruh pada kesan sebuah foto dan
keseluruhan penampilan suatu objek (Ratnaningtyas, 2022). Pemahaman tentang
pencahayaan, sumber cahaya, dan suhu warna dapat berdampak besar pada hasil
akhir. Komposisi juga merupakan elemen penting, menggunakan aturan sepertiga
dan menciptakan ruang di sekitar objek utama untuk menciptakan keseimbangan
visual. Fokus memastikan elemen penting pada gambar terlihat jelas, baik dalam
pemilihan fokus maupun ketajaman gambar. Selain itu fokus merupakan hal
fundamental karena sebagus apapun objek yang difoto jika tidak fokus tidak akan
memberi makna apapun pada objek (Susanti, I., dkk, 2022).
Komunikasi visual membantu menciptakan suasana yang diinginkan dalam foto Anda menggunakan warna dan kontras. Mengontrol ISO, kecepatan rana, dan bukaan lensa juga merupakan elemen teknis yang berperan penting. ISO menentukan sensitivitas sensor terhadap cahaya, kecepatan rana mengontrol berapa lama cahaya ditangkap, dan bukaan lensa mempengaruhi kedalaman bidang. Selain itu, memilih lensa dengan panjang fokus yang sesuai dan memahami efek visual yang diinginkan juga merupakan faktor penting. Memahami dan menggabungkan elemen-elemen ini memungkinkan fotografer menghasilkan karya yang lebih baik dan mengekspresikan kreativitasnya melalui seni fotografi.
* Komposisi Dalam Fotografi
komposisi fotografi adalah penataan berbagai elemen visual dalam sebuah bingkai foto. Pada kamus Bahasa Indonesia sendiri, komposisi diartikan sebagai integrasi warna, garis, dan bidang untuk mencapai kesatuan yang harmonis. Teknik komposisi dalam fotografi merujuk pada bagaimana berbagai macam objek dan/atau subjek disusun, diletakkan, ditempatkan, diposisikan dalam sebuah frame foto menjadi sebuah kesatuan visual yang harmonis (Alyatalatthaf, M. D. M. A., 2023). Komposisi, sebagai elemen sentral, memainkan peran krusial dalam menciptakan daya tarik dalam karya fotografi. Unsur-unsur seperti wujud (shape), bentuk (form), pola (pattern), tekstur (texture), kontras (contrast), dan warna (colour) menjadi komponen kunci yang terlibat dalam proses komposisi. Pemahaman yang mendalam terhadap unsur-unsur tersebut memberikan keunggulan kepada fotografer untuk mengelola pencahayaan dan sudut pengambilan gambar dengan efektif. Selain itu yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (Muliawan, K. D., & Pradnyanita, S. I., 2021). Dalam fotografi, terdapat berbagai prinsip komposisi yang dapat digunakan untuk menciptakan hasil yang menarik dan estetis. Salah satu prinsip dasar adalah Rule of Third, di mana bidang foto dilakukan dengan bantuan membagi tiga bagian bidang atau ruang foto yang sama besar baik secara vertikal maupun horizontal (Firliana, R., dkk, 2022), dan titik temu garis pada bidang yang terbagi 3 x 3 digunakan untuk meletakkan point of interest. Prinsip ini memberikan struktur visual yang kuat pada gambar. Selanjutnya, ada komposisi Leading Line, menggunakan garis, baik imajiner maupun nyata, untuk membimbing mata pengamat menuju objek yang dijadikan sebagai fokus utama atau bahkan garis itu sendiri yang dijadikan sebagai fokus utama. Komposisi Diagonals hampir sama dengan Leading Line, namun cenderung lebih dinamis, membuat gerakan yang menarik pada foto. Framing adalah teknik untuk memberikan bingkai pada objek pemotretan (Lutfiansyah, N. S., 2023). Teknik komposisi framing menggunakan objek sebagai bingkai alami, mengarahkan pandangan mata ke bagian dalam frame yang menjadi titik fokus. Sementara Figure to Ground menciptakan kontras antara point of interest dengan latar belakang, sehingga objek utama lebih menonjol. Fill the Frame adalah komposisi yang efektif untuk fotografi portrait, komposisi foto Fill the Frame dapat dinilai berdasarkan objek yang tampak memenuhi frame (Suryawan, Y., 2020). Center Dominant Eye juga cocok untuk portrait, di mana mata subjek ditempatkan tepat di tengah foto, memberikan kesan seolah-olah subjek sedang melihat langsung ke arah pengamat. Komposisi Patterns memanfaatkan elemen berulang untuk menciptakan pola yang menarik, sementara Symmetry menciptakan keseimbangan visual dengan membagi foto secara simetris pada setiap sisinya. Dengan memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip ini, seorang fotografer dapat meningkatkan kualitas komposisi dan menghasilkan karya yang lebih menarik secara visual. Selain prinsip-prinsip komposisi sebelumnya, terdapat dua konsep penting lagi yang dapat meningkatkan estetika fotografi, yaitu Golden Triangle dan Golden Ratio. Golden Triangle mengacu pada pembagian bidang foto menjadi tiga segitiga dengan proporsi yang berbeda. Dalam konteks ini, fotografer menempatkan point of interest pada salah satu titik temu segitiga, menciptakan keseimbangan visual yang dinamis. Penggunaan Golden Triangle dapat memberikan dimensi dan kedalaman yang menarik pada foto. Sementara itu, Golden Ratio adalah komposisi yang menempatkan objek sebagai point of interest berada pada titik persimpangan dua garis horizontal (Ikhsan, M. A., & Duku, S., 2024). Golden Ratio melibatkan pembagian bidang foto menjadi dua bagian yang memiliki perbandingan proporsi tertentu. Prinsip ini menekankan penggunaan rasio matematis yang dikenal sebagai Phi (Φ), yang menghasilkan komposisi yang dianggap estetis dan seimbang secara visual. Kedua konsep ini, Golden Triangle dan Golden Ratio, memberikan kerangka kerja yang lebih rinci dalam menentukan letak point of interest dan memastikan keseimbangan visual yang optimal dalam fotografi. Tidak tertinggal juga komposisi isolasi objek. Isolasi objek dapat dicapai dengan menggunakan teknik seperti shallow depth of field, di mana sebagian besar latar belakang sengaja dibuat buram atau kabur untuk memfokuskan perhatian pada objek utama.
Analisis
Melalui feeds di
akun media sosial mereka terutama Instagram, Kopi Janji Jiwa tidak hanya sekedar memposting
sebagai interaksi antar audiens. Tetapi juga memperhatikan aspek estetika dan
mencapai keberhasilan dalam pemasaran digital. Melalui feeds akun media sosial
Janji Jiwa, mereka membangun citra atau identitas merek dan juga
mengkomunikasikan nilai-nilai merek mereka. Untuk mencapai keberhasilan
pemasaran digital tidak hanya sekedar memposting konten saja, tetapi juga
memperhatikan komposisi visual dari foto yang di posting. Komposisi visual yang
baik dapat membangun citra di mata audiens sehingga kualitas komposisi visual
dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Gambar 1 foto Makan Dan Minum Bersama sumber : Instagram Janji Jiwa
Komposisi Rule Of Third
Komposisi rule of third adalah komposisi foto yang membagi sebuah objek yang akan di foto menjadi 3 kolom dan 3 baris. Pada foto tersebut dapat dilihat penempatan objek di tempatkan berdasarkan grid yang ada sebagai garis penentu dan ditempatkan di titik garis 3x3.
Segelas minuman Janji Jiwa ditempatkan sebagai point of
interest, lalu visual di belakangnya (background) dibuat blur agar fokus mata
audiens tetap tertuju pada objek utama.
Framing adalah teknik untuk memberikan bingkai pada objek
pemotretan. Pada foto tersebut, Janji Jiwa menempatkan objek utama di dalam
frame sebagai Point of interest.
Komposisi Kopi Janji Jiwa tepat diposisi spiral dari garis
golden ratio sebagai objek utama atau point
of interest.
Kesimpulan
Pada setiap foto feeds di akun media sosial Kopi Janji JIwa selalu memperhatikan komposisi-komposisi dalam fotografi. Sebuah foto yang dikomposisikan dengan baik akan terlihat indah dan nyaman dilihat. Oleh sebab itu foto pada akun media sosial Kopi Janji Jiwa dapat membangun citra merek, seperti perusahaan yang akan dianggap professional oleh audiens. Sebuah komposisi foto juga penting sebagai faktor pendukung dalam keberhasilan penyampaian pesan pada foto. Komposisi foto juga dapat menciptakan suasana atau tema yang sesuai dengan konsep pada produk.
Daftar Pustaka
Gunawan, A. P. (2013). Pengenalan teknik dasar fotografi. Humaniora, 4(1), 518-527.
Arbi, F., & Dewi, S. I. (2019). Pengaruh media sosial instagram terhadap minat fotografi pada komunitas fotografi kamera indonesia malang. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP), 6(2).
Yuliadewi, L. (2000). Komposisi dalam Fotografi. Nirmana, 2(1)
Lutfiansyah, N. S. (2023). Pemanfaatan instagram sebagai media promosi dengan fotografi. Jurnal Nawala Visual, 5(1), 40-45.
Esiyansyah, T. R. W., & Suherman, E. (2023). Analisis Komposisi Fotografi Pada Seri Foto Wanderlust Karya Steve Mccurry. CandraRupa: Journal of Art, Design, and Media, 2(2), 98- 104.
Ratnaningtyas, R. P. (2022). Pelatihan Foto Produk bagi Aswan Snack. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 497-506.
Muliawan, K. D., & Pradnyanita, S. I. (2021). Analisa teknik fotografi dalam tren food photography. Jurnal Nawala Visual, 3(1), 40-46.
Niam, M. F., Rumahlewang, E., Umiyati, H., Dewi, N. P. S., Atiningsih, S., Haryati, T., ... & Wajdi, F. (2024). Metode penelitian kualitatif. Suryawan, Y. (2020, November). Analisis Komposisi Foto Pada Landscape Photography. In Conference on Business, Social Sciences and Innovation Technology (Vol. 1, No. 1, pp. 533- 539).
Muhamad Rizki Dwi Nugraha,Wahid Hasyim Kosasih, Maya Purnama Sari (2024) . Analysis of Photographic Composition in Photos in Kopi Kenangan Instagram Feeds, 7(1), 57-60.
Komentar
Posting Komentar